Abdullah ibn Haram ra adalah ayah dari Sahabat Mulia Jabir ibn Abdillah yang berasal dari Kaum Anshar, Kaum Anshar dikenal sebagai orang-orang yang teguh memegang janji dan komitmen baiat mereka dihadapan Rasulullah saw pada malam bai’tul aqabah ats-tsaniyah disaat Rasulullah meminta mereka utk melindungi beliau sebagaimana mereka melindungi anak, istri dan keluarga mereka.
Abdullah ibn Haram ra tidak pernah lalai selama masa hidupnya yang cukup singkat untuk melindungi dan menjaga Rasulullah saw selama 3 tahun hingga datangnya perang uhud.
Pada malam hari sebelum dimulainya pertempuran, Abdullah berkata kepada anaknya Jabir : ” anakku, aku bermimpi bahwa aku adalah sahabat Rasul saw yang pertama kali memperoleh syahid, aku tidak meninggalkan kepada kalian sesuatu yang paling berharga bagi kalian kecuali diri Rasulullah saw, ayah memiliki hutang lunasilah dan berikan wasiat yang baik untuk saudara2mu ”
ketika peperangan mulai berkecamuk, orang yang pertama kali terbunuh diantara dua pasukan itu adalah Abdullah ibn Haram ra, ketika pertemuran mulai reda tiba2 Jabir terlihat mengangkat baju dari jasad ayahnya Abdullah ibn Haram ra. saat itu Rasulullah mendengar tangisan seorang wanita, beliau bertanya: ” siapa wanita ini?” . para sahabat menjawab: ” ia adalah saudaranya Abdullah”
Rasulullah mengatakan kepada wanita itu: “Anda menangisinya atau tidak, sungguh para malaikat masih menaunginya hingga kalian mengangkatnya”
Kemudian Rasulullah berkata kepada Jabir: “Hai Jabir, maukah saya beri tahukan apa yang Allah katakan kepada ayahmu?”. Kata Jabir: ” tentu mau Ya Rasulallah..”
Rasulullah saw bersabda: “Tidak-lah Allah berbicara kepada seseorang melainkan dibelakang hijab, tapi tidak demikan dengan ayahmu, Allah berbicara dengan ayahmu secara langsung, Allah ta`ala berfirman: “Hai hamba-Ku, mintalah kepadaku niscaya Aku akan mengabulkannya”, Abdullah berkata: “Ya Rabbi.. sampaikan kenikmatan mati syahid ini kepada orang-orang yang datang sesudahku”. Kemudian Allah menurunkan firmanNya :
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki.” ['Ali Imran: 169]
Dalam riwayat yang lain Rasulullah saw bersabda : “Hai Jabir, tahukah kamu bahwa Allah swt menghidupkan ayahmu, lalu Dia berfirman kepadanya: ” mintalah pada-Ku”, maka ayahmu berkata: ” aku ingin kembali ke dunia, dan terbunuh kembali di medan jihad”, Allah berfirman: “Sungguh Aku telah membuat ketentuan, bahwa orang yang telah mati tidak akan pernah dikembalikan lagi ke alam dunia”
disaat yang bersamaan jasad salah seorang sahabat Nabi saw yaitu Amr ibn Jamuh dikuburkan satu liang kubur dengan Abdullah ibn Haram ra. sampai pada masa pemrintahan Muawiyah ibn Abi Sufyan, saat itu banjir besar melanda Kota Madinah, sehingga menggusur dan merusak kuburan-kuburan disana, sehingga penduduk harus memindahkan tempat pemakaman.
disaat mereka mengeluarkan jasad para syuhada dari liang lahad yang rusak tersebut mereka mendapati kuburan Abdullah ibn Haram dan Amr ibn Jamuh ra tidak berubah, masih utuh, masih sama saat mereka dikuburkan pertama kali bahkan darah dari luka-luka keduanya masih mengucur segar..
Allah ta’ala mengharamkan jasad para syuhada untuk dimakan bumi sebagaimana jasadnya para Nabi dan Rasul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar